Visi : Menjadi produsen peralatan pertahanan dan keamanan terkemuka di
Asia pada tahun 2023, melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategik.

Tata Kelola Perusahaan & Manajemen Risiko

Tata Kelola Perusahaan

Pedoman Tatakelola Perusahaan menjadi landasan azas Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas,/pertanggung jawaban, Independensi/kemandirian dan Fairness/kewajaran untuk meningkatkan kinerja  dan citra perusahaan.
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada PT Pindad (Persero) merupakan salah satu sarana untuk mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan secara efektif dan lebih cepat, sehingga dapat memberikan kepercayaan kepada stakeholders bahwa perusahaan dikelola dengan baik dan benar untuk mendapat hasil yang wajar dan bernilai tinggi. Penerapan GCG juga mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan dan efisien dengan pengelolaan risiko dan sumber daya yang lebih efektif serta untuk mendorong setiap unsur pimpinan dapat mengambil keputusan dan menjalankannya dengan landasan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholders dan mencegah penyimpangan pada proses bisnis perusahaan.
Penjabaran dari prinsip-prinsip GCG tertuang dalam kode etik perilaku perusahaan yang ditetapkan melalui surat keputusan Direksi PT Pindad (Persero). Pendekatan sistem yang diwujudkan melalui penyempurnaan peraturan, sistem dan prosedur yang jelas serta bersifat mengikat sesuai prinsip-prinsip GCG.
Pendekatan administratif diwujudkan melalui sanksi terhadap setiap pelaku pelanggaran prinsip-prinsip GCG sesuai peraturan perusahaan dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Asesmen terhadap penerapan GCG dapat dilakukan oleh pihak eksternal (konsultan) dan juga oleh pihak internal perusahaan sendiri. Asesmen difokuskan pada capaian aktual kualitas penerapan GCG di perusahaan. Asesmen dilakukan dengan menggunakan instrument berupa indikator yang dijabarkan ke dalam parameter-parameter yang bersifat kuantitatif untuk masing-masing indikator guna keperluan pembobotan.
Kronologis Roadmap Penerapan GCG di PT Pindad (Persero) sampai dengan tahun 2014
Sejalan dengan dasar pelaksanaan GCG di PT Pindad (Persero) (selanjutnya disebut Perusahaan), sejak tahun 2004 perusahaan telah menerapkan GCG, dimulai dengan kegiatan asesmen penerapan GCG sebagai berikut :
1.  Tahun buku yang berakhir 31 Desember 2004, asesmen dilakukan oleh asesor dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (selanjutnya disebut BPKP) Perwakilan Provinsi Jawa Barat dengan pemenuhan sebesar 68,12% dari total 100%, dengan 22 rekomendasi.
2.  Tahun buku yang berakhir 31 Desember 2005, dilakukan review tindak lanjut penerapan GCG berdasarkan asesmen tahun 2004, yang dilakukan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat, dengan hasil capaian aktual tindak lanjut adalah sebesar 76,04% dari bobot maksimal 100%, dengan asumsi apabila dilakukan asesmen maka capaian aktualnya adalah sebesar 75,57%, mengalami kenaikan sebesar 7,45% dari capaian aktual asesmen tahun 2004.
3.  Tahun buku yang berakhir 31 Desember 2006, Perusahaan menetapkan untuk melakukan asesmen secara mandiri yang dilakukan oleh Tim yang dibentuk berdasarkan surat perintah Direksi. Asesmen dilakukan berdasarkan prosedur dan kriteria yang tercantum pada Surat Keputusan Direksi Nomor : Skep/22/P/BD/II/2007, tanggal 12 Pebruari 2007, tentang Pedoman Penerapan Good Corporate Governance di Lingkungan PT Pindad (Persero), dengan nilai capaian aktual pemenuhan indikator/parameter penerapan GCG secara keseluruhan adalah 73,15% dari target maksimal 100%.
4.  Tahun buku yang berakhir 31 Desember 2007, Perusahaan mengikuti program riset dan pemeringkatan Corporate Governance Perception index 2006 yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) bekerjasama dengan majalah SWA, dengan hasil pemeringkatan Cukup Terpercaya.
5.  Tahun buku yang berakhir 31 Desember 2008, Perusahaan melakukan peninjauan oleh Tim internal dokumen GCG dengan hasil capaian sebesar 75,74%.
6.  Tahun buku yang berakhir 31 Desember 2009, Perusahaan melakukan asesmen terhadap penerapan GCG dalam upaya untuk mengukur sejauh mana perkembangan usaha pemenuhan area of improvement GCG telah dilaksanakan selama tahun 2008 sampai saat asesmen dilaksanakan yang akan mengidentifikasi area-area yang masih memerlukan upaya perbaikan/penyempurnaan. Asesmen tersebut dilakukan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dengan diperoleh gambaran bahwa penerapan GCG pada PT Pindad (Persero) mengalami peningkatan dibanding tahun 2006 yaitu dari skor 73,15 menjadi skor 78,55 atau mengalami peningkatan sebesar skor 5,40.
7.  Tahun buku yang berakhir 31 Desember 2010, asesmen GCG dilakukan asesor independen yaitu oleh BPKP Perwakilan Propinsi Jawa Barat, dengan capaian skor 78,24 dari skor maksimal 100 dengan kategori “Baik”.
8.  Tahun buku yang berakhir 31 Desember 2011, Perusahaan melakukan self assessment terhadap penerapan GCG untuk melihat sejauh mana perkembangan usaha pemenuhan are of improvement GCG telah dilaksanakan selama tahun 2011 sampai saat self assessment dilaksanakan yang akan mereview area-area yang masih memerlukan upaya perbaikan/penyempurnaan. Self assessment tersebut dilakukan oleh Tim asemen GCG PT Pindad (Persero) dengan diperoleh gambaran bahwa penerapan GCG pada PT Pindad (Persero) mengalami kenaikan sebesar 1,20 dibanding tahun 2010 yaitu dari skor 78,24 menjadi 79,44.
9.  Tahun buku yang berakhir 31 Desember 2012, Perusahaan melakukan asesmen terhadap penerapan GCG yang merupakan upaya untuk melihat sejauh mana perkembangan usaha pemenuhan are of improvement GCG telah dilaksanakan selama tahun 2012. Asesmen tersebut dilakukan oleh asesor independen yaitu BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dengan hasil predikat “Baik” dengan skor 75,13. Asesmen dilakukan dengan memakai indikator dan parameter sesuai Surat Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor SK-16/MBU/2012, tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter penilaian dan evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) pada BUMN.
10.  Tahun buku yang berakhir 31 Desember 2013, asesmen GCG dilakukan oleh Tim Internal perusahaan dengan melakukan tindak lanjut atas rekomendasi hasil asesmen tahun 2012 dengan menyelesaikan 63% dari total 104 rekomendasi. Self Assessment  atas penerapan GCG Tahun Buku 2013 fokus pembobotan terhadap indikator/parameter yang nilainya belum maksimal (belum terpenuhi) sedangkan hasil asesmen tahun buku 2012 yang nilainya sudah maksimal tidak dilakukan review. Capaian hasil self assessment diperoleh skor 85,15 dengan kategori “Sangat Baik”.
11.  Tahun buku yang berakhir 31 Desember 2014, Perusahaan melakukan asesmen terhadap penerapan GCG yang merupakan upaya untuk melihat sejauh mana perkembangan usaha pemenuhan are of improvement GCG telah dilaksanakan selama tahun 2014. Asesmen tersebut dilakukan oleh asesor independen yaitu BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dengan hasil predikat “Baik” dengan skor 83,015. Asesmen dilakukan dengan memakai indikator dan parameter sesuai Surat Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor SK-16/MBU/2012, tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter penilaian dan evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) pada BUMN.


Manajemen Risiko

Pelaksanaan dan Penerapan Manajemen Risiko di PT Pindad (Persero) Tahun 2014
Pada tahun buku 2014, perusahaan berusaha meningkatkan penerapan manajemen risiko dengan menetapkan fungsi manajemen risiko ke dalam organisasi PT Pindad (Pesero) dengan membentuk Divisi Legal & Manajemen Risiko pada bulan Agustus tahun 2014, dimana Divisi Legal & Manajemen Risiko berada di bawah Direktorat Keuangan. Pengalokasian sumberdaya manusia untuk pengelolaan manajemen risiko secara bertahap mulai terealisasi pada awal bulan Oktober 2014.
Kegiatan Manajemen Risiko yang telah dilaksanakan oleh Perusahaan pada tahun buku 2014 adalah sebagai berikut :
1.   Meningkatkan kompetensi SDM untuk personil pengelola manajemen risiko dengan mengikutsertakan pada pelatihan “Risk Assessment Techniques IEC/ISO 31000” selama 5 hari di CRMS (Center for Risk Management Studies Indonesia).  
2.  Memberikan pelatihan kepada personil calon counterpart manajemen risiko disetiap Divisi sebanyak 42 orang selama 3 hari di PT Pindad yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
3.  Membentuk Tim Counterpart manajemen risiko di setiap Divisi yang bertugas :
  a.  Sebagai koordinator pelaksanaan asesmen risiko di lingkungan organisasinya masing-masing.
  b.  Sebagai counterpart Divisi Legal & Manajemen Risiko dalam implementasi dan evaluasi manajemen risiko.
4.  Menyusun pedoman penerapan manajemen risiko sebagai panduan bagi perusahaan dalam melaksanakan proses manajemen risiko yang dalam penyusunannya bekerjasama dengan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
5.  Sampai dengan akhir tahun buku 2014, pedoman manajemen risiko masih dalam proses finalisasi sehingga belum dapat digunakan untuk melakukan asesmen risiko pada tahun buku 2014.
Dengan memperhatikan kondisi tersebut di atas, maka profil risiko tahun buku 2014masih menggunakan hasil asesmen risiko tahun sebelumnya yang diikuti oleh seluruh fungsi Perusahaan dengan media workshopyangtelah merumuskan dan memprioritaskan risiko sebagai  berikut:
1.  Profil risiko perusahaan terdiri dari 5 bidang, yaitu bidang:
a.  Usaha
b.  Operasi
c.  Sumber Daya Manusia
d.  Keuangan
e.  Organisasi dan Sistem
2.  Perusahaan telah merumuskan dan memprioritaskan profil risiko untuk setiap bidang yang tergambar dalam tabel berikut:
RISK CATEGORY
RISK ISSUE
RISK CAUSE
RISK IMPACT
RISK OWNER
ACTION PLAN
PIC
USAHA
a Inovasi bisnis dan produk sulit terwujud.
Kreativitas SDM, dukungan biaya litbang dan riset pemasaran.
Berkurangnya daya saing, produk tidak up to date, hilangnya peluang pasar.
Org Lama:
Divisi Produksi
Dedir Litbang
Dedir PP
Org Baru:
Divisi Produksi
Divisi Bangprodses
Divisi Penjualan
a  Fokus terhadap produk
   produk unggulan.
b Penguasaan  teknologisecara bertahap dimulai dengan Mitra ToT Pengadaan Kredit Ekspor.
c Sinergi Litbang Nasional.
d  Mengalokasikan biaya
  litbang.
e Membangun budaya inovasi.
Org Lama:
Kadiv
Dedir Litbang
Dedir PP
Org Baru:
Kadiv Bangprodses
Kadiv Penjualan
Kadivisi Produksi
b Penjualan stagnan, banyak variasi produk.
Terbatasnya produk dan pasar baru, terbatasnya pasar produk alutsista, blm maksimalnya kinerja produk manufaktur. Kurangnya kemampuan SDM dalam negosiasi.
Keuntungan perusahaan menurun, peningkatan biaya tidak sebanding dengan peningkatan penjualan, perusahaan kurang dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai, kejenuhan pegawai atau organisasi. Posisi tawar perusahaan rendah.
Org Lama :
Dedir PP
Divisi Produksi
Org Baru :
Divisi Penjualan
Divisi Produksi
a  Membangun kemitraan
   strategik dalam negeri dan luar negeri.
Joint sales dan marketing.
c  Memperkuat image produk dan perusahaan.
Org Lama :
Dedir PP
Kadiv
Org Baru :
Kadiv Penjualan
Kadivisi Produksi
c Ketergantungan konsumen thd APBN.
Konsumennya instansi pemerintah.
Penjualan produk terbatas.
Org Lama :
Dedir PP
Dedir Bangus
Divisi
Org Baru :
Divisi Penjualan
Divisi P3B
Divisi Produksi
a  Sinergi perencanaan dan implementasi revitalisasi industri pertahanan Kemhan,TNI, dan Polri.
b  Memperoleh skema alternatif pendanaan konsumen dengan program pengalihan kredit ekspor/ devisa ke pengadaan dalam negeri.
Org Lama :
Dedir Bangus
Org Baru :
Kadiv P3B
a  Ketaatan pegawai terhadap disiplin kerja.
Rendahnya komitmen pegawai terhadap organisasi (termasuk komit men terhadap implementasi kebijakan yg ada) sistem tidak mendukung tegaknya disiplin, tidak ada keteladanan
Produktivitas kerja rendah
Unit
Divisi
a  Konsistensi  dan transparansi dari pelaksana aturan.
b  Mengurangi kebijakan yang bersifat kontra produktif.
c  Penegakan aturan reward dan punishment secara seimbang.
Org Lama :
Dedir SD
Dedir Min
Org Baru :
Kadiv HCPO
b Kesadaran budaya perusahaan oleh pegawai.
Kurangnya sosiali sasi dan pembinaan tentang budaya perusahaan, sistem budaya yang belum efektif
Kualitas pekerjaan rendah.
Divisi
Unit
Melaksanakan sosialisasi secara terus menerus mengenai kesadaran budaya perusahaan.
Org Lama :
Dedir SD
Dedir Min
Org Baru :
Divisi HCPO
c Pendidikan dan kompetensi personil tidak sesuai dgn tuntutan bisnis.
a Peningkatan pendidikan dan up grading terbentur biaya
b Jalur fungsional tidak diminati pegawai.
c Personil dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan yang ada di luar tidak tertarik masuk.
a Daya saing perusahaan turun.
b Menurunnya keper cayaan konsumen.
c  Inovasi produk baru kurang berkembang.
Unit
Divisi
a  Peningkatan kompetensi personil melalui pendidikan.
b  Melakukan bech marking dan magang pada perusahaan lain. Menambah kompetensi SDM sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
 c  Perbaikan jenjang karir fungsional.
Org Lama :
Dedir SD
Dedir Min
Org Baru :
Divisi HCPO
ORSIS
a Implementasi teknologi informasi.
  Kurang tersedia alat pengamanan.
Pesaing mengetahui kelemahan perusahaan.
Org Lama :
Dedir SD
Org Baru :
Divisi TI
Tinjauan ulang pengadaan alat pengamanan  di sesuaikan dengan perkembangan secara berkala.
Org Lama :
Dedir SD
Org Baru :
Kadiv TI
b Kebocoran informasi.
  Kurang kesadaran akan keamanan informasi.
Sabotase.
Org Lama :
Dedir SD
Org Baru :
Divisi TI
Membuat sistem pengendalian dengan dilakukan sosialisasi terus menerus.
Org Lama :
Dedir SD
Org Baru :
Kadiv TI
OPERASI
a Pengoperasian instalasi pengolahan limbah yang sudah mulai rusak.
Pemeliharaan/ penggantian instalasi tidak dilakukan.
Kualitas air limbah menurun, sertifikat biru bisa dicabut, timbulnya gugatan hukum.
Org Lama :
Divisi
Dedirmin
Org Baru :
Divisi
Divisi Pam&K3LH
a  Penggantian bertahap instalasi pengolahan limbah.
b   Pemeliharaan dan perbaikan instalasi yang ada.
Org Lama :
Dedirmin
Org Baru :
Kadiv Pam&K3LH
b Pelaksanaan produksi bersamaan dengan pengembangan produksi.
Rencana dan pengendalian tahapan pengembangan produk dan produksi belum standar.
Biaya dan waktu naik. Banyak perubahan selama proses produksi berjalan.
Org Lama :
Divisi
Dedir  Litbang
Dedir PP
Org Baru :
Divisi Produksi
Divisi Bangprodses
a  Standarisasi siklus hidup produk.
b  Implementasi PLM (Product Lifecycle Management).
c  Perencanaan pemasaran produk baru.
Org Lama :
Dedir Litbang
Kadiv
Org Baru :
Kadiv Bangprodses
Kadivisi Produksi
KEUANGAN
a  Kecukupan likuiditas.
 a Piutang macet.
 b Persediaan tinggi.
 c Delivery terlambat.
a Operasional perusaha an terganggu.
b Pinjaman bank meningkat.
c Pertumbuhan usaha lambat.
d Kredibilitas turun.
Org Lama :
Dedir KU
Dedir Min
Divisi
Org Baru :
Divisi Ku
Divisi APP
Divisi Produksi
a Mempercepat
  penagihan.
b Sinkronisasi pengadaan, persediaan dan produksi.
c  Melakukan efisiensi.
d  Delivery tepat waktu.
eRefinancing pembelian import.
Org Lama :
Dedir KU
Org Baru :
Kadivku
b  Bunga bank meningkat.
Kredit tinggi.
Memperkecil laba.
Org Lama :
Dedir KU
Dedir Min
Divisi
Org Baru :
Divisi Ku
Divisi APP
Divisi Produksi
a  Mencari alternatif sumber dana.
b Mengatur pembayaran LC impor dengan differed payment.
Org Baru :
Dedir KU
Org Baru :
Kadivku
3.  Realisasi action plan tahun 2014 adalah sebagai berikut :
a.  Risk Issue
1)  Inovasi bisnis dan produk sulit terwujud
Action Plan
  (a)  Melakukan sertifikasi atas program strategis berupa Bom Udara BT-100 (OFAB 100) sebanyak 20 seritifikat
  (b)  Membuat Program Strategis atas  prototype Bom BT-500 (MK-83) tahap II sebanyak 10 buah prototype
  (c)  Membuat program baru :
(1)  Pembuatan prototype  Sebagai berikut :
-  Roket nasional 3 D, 122B dan RK 2020 sebanyak 70 buah
-  Senjata bawah air Kal 5,66 mm (2/2) sebanyak 3 buah
-  Gatling Gun Kal 7,62 mm 9 (tahap ¾) sebanyak 2 buah
-  Precision Muniton (2/3) Smart Bom sebanyak 1 buah
-  Fin control dengal PID  (2/2) sebanyak 1 buah
-  Teropong bidik senapan malam sebanyak 1 buah
-  Control turret Kal. 20 mm sebanyak 1 buah
-  Shaped Charge Warhead FFAR 2,75 sebanyak 10 buah
-  Impact Fuze sebanyak 10 buah
(2)  Pembuatan Sertifikat sebagai berikut :
-  Fuse Bom Tipe AVU – ETM sebanyak 10 sertipikat
-  Senjata Dopper Kal. 7,62 x 38 mm (2/2) sebanyak 2 sertipikat
-  Munisi Dopper Kal. 7,62 x 38 mm (2/2) sebanyak 200 sertipikat
-  Ballistic Computer sebanyak 2 sertipikat
2)  Penjualan stagnan, banyak variasi produk.
Action Plan
  (a)  Sinergi Litbang Nasional antara lain :
-  Kerjasama PT Pindad, PT DI, Pusat Teknologi Roket Lapan, Ristek, Balitbang Kemhan untuk litbang roket Nasional.
-  Kerjasama PT Pindad, Universitas Achmad Dahlan Yogyakarta, Pusat Teknologi Penerbangan Lapan, Balitbang Kemhan, dan PT Info Global Teknik Semesta untuk litbang dan LIPI bom Pintar (Smart bomb).
-  Kerjasama PT Pindad, Balitbang Kemhan dan LIPI untuk litbang Teropong Bidik Senapan Malam (TBSM).
-  Kerjasama PT Pindad, Dislitbang AD untuk litbang gatling gun.
-  Kerjasama PT Pindad, Ristek, MEPPO untuk litbang RCWS.
-  Kerjasama PT Pindad, Pussenif, MEPPO, litbang mesin hitung mortir.
-  Kerjasama PT Pindad, Dislitbang AL untuk litbang senjata bawah air.
-  Kerjasama PT Pindad, Dislitbang AU untuk litbang Bomb 500 kg dan Fuze Bomb.
3)  Implementasi teknologi informasi
Action Plan
  (a)  Bidang Sistem
-  Penyelarasan sistem manajemen perusahaan dengan sistem ERP
-  Pengembangan Executive Information Sytem (EIS) sudah terlaksana pada tahapan ”Application Prototyping Business Analysis”  dengan penyelesaian target sebagai berikut : Dashboard Realisasi penjualan, Dashboard monitoring produksi, dashboard perolehan kontrak dan dashboard SDM.
-  Pembangunan Disaster Recovery Center (DRC)
-  Pemasangan infrastruktur dan konfigurasi Firewall
-  Pemasangan dan konfigurasi akses internet
-  Migrasi server Turen
-  Migrasi Mail Server
-  Register Webhosting untuk persiapan migrasi data website pindad.com
-  Konvensi penamaan file dan elemen data
  (b)  Bidang Aplikasi
-  Pengembangan aplikasi keluar komplek untuk Divisi Senjata
-  Aplikasi monitoring ijin import
-  Support proyek Upgrade Website Pindad.com dengan Setper
-  Litbang Aplikasi dokumen Manajemen system “Bitfarm-Archive”
-  SAP transport request dan perubahan otorisasi Penyelesaian issue/trouble mengenai internet baru
4)  Pendidikan dan kompetensi personil tidak sesuai dgn tuntutan bisnis.
Action Plan
-  Melaksanakan pelatihan baik di dalam maupun di luar negeri dengan jenis pelatihan sebagai berikut : Kepemimpinan, teknik rekayasa & Produksi, manajemen perusahaan, motivasi karyawan, manajemen risiko dll.
-  Mengadakan knowledge sharing terjadwal untuk meningkatkan kompetensi pegawai.
5)  Pengoperasian instalasi pengolahan limbah yang sudah mulai rusak.
Action Plan
-  Melakukan pengukuran, perbaikan dan penggantian bertahap pada instalasi pengolahan limbah
6)  Kecukupan likuiditas.
Action Plan
-  Dalam hal likuiditas sudah dilakukan usaha dengan melakukan refinancing terutama untuk LC/ SKBDN yang sudah jatuh tempo. Di samping itu, melakukan negoisasi cara pembayaran terutama dengan mitra luar negeri melalui differed payment, sehingga dapat memperoleh rate bunga bank relatif murah.