Akta
Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pindad
No. 191 pada tanggal 30 April 2013 dari Notaris Nining Puspitaningtyas S.H.,
menjelaskan tentang perubahan struktur modal perusahaan menjadi sebagai
berikut:
- Modal dasar Rp 1 Triliyun
- Modal disetor Rp 667.542 milyar
Tingkat kesehatan perusahaan
Tingkat kesehatan Perusahaan tahun
2013, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Nomor: Kep-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan rasio dan indikator yang diuraikan di
dalam Laporan Tahunan PT. PINDAD (PERSERO) tahun 2013, maka tingkat kesehatan
PT Pindad (Persero) tahun 2013 termasuk dalam kategori Sehat “AA” dengan Skor
82,95.
Ikhtisar Laporan Keuangan
1. Perolehan Kontrak dan Penjualan
Kegiatan
pemasaran selama tahun 2013 telah menghasilkan perolehan kontrak senilai
Rp.2.397,88 milyar yaitu 135% dari target RKAP tahun 2013, atau turun sebesar
6% dari perolehan kontrak tahun 2012. Sementara untuk penjualan tahun 2013
diperoleh Perusahaan senilai Rp.1.877,57 milyar, yaitu sebesar 106% dari RKAP
tahun 2013, atau meningkat sebesar 25% dari penjualan tahun 2012.
2. Posisi Keuangan
2.1. Neraca Konsolidasi
Total
aset atau liabilitas dan ekuitas 31 Desember 2013 sebesar Rp.2.928,33 milyar
atau 177% dari anggarannya, dan meningkat sebesar Rp. 409,12 milyar atau 16%
dari total aset atau liabilitas dan ekuitas 31 Desember 2012. Realisasi nilai
aset atau liabilitas dan ekuitas pada Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2013
masing-masing mencapai 177% dari anggaran tahun 2013, dengan nilai realisasi
yang signifikan terutama bersumber dari aset lancar yaitu kas dan setara kas,
persediaan, uang muka, dan pendapatan yang masih harus diterima, dan di sisi
liabilitas lancar adalah utang usaha, utang pajak dan pendapatan diterima
dimuka. Total aset atau liabilitas dan ekuitas 31 Desember 2013 masing-masing
meningkat sebesar 16% terhadap realisasi 31 Desember 2012 untuk aset, dimana
yang dominan adalah piutang usaha, piutang lain-lain, uang muka, pendapatan
yang masih harus diterima, dan aset tetap tak berwujud, di sisi Liabilitas
meningkat sebesar 21% terhadap realisasi 31 Desember 2012, dimana yang dominan
adalah utang usaha dan utang lain-lain, dan ekuitas meningkat sebesar 14%
terhadap Realisasi per 31 Desember 2012.
2.2. Laba (Rugi) Konsolidasi
Kegiatan usaha untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2013 menghasilkan laba setelah pajak senilai Rp.97,60
milyar atau sebesar 116% dari anggarannya dan naik senilai Rp.20,69 milyar atau
sebesar 27% dari laba untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012.
3. Pengadaan
Realisasi pengadaan material tahun
2013 senilai Rp.1.292.82 milyar atau mencapai sebesar 131% dari anggaran yang
ditetapkan senilai Rp.987.67 milyar. Peningkatan realisasi pengadaan material
untuk mendukung order-order tahun 2012 dan tahun 2013 (Program anggaran Dipa,
rupiah murni, PDN, dan APBN-P). Realisasi pengadaan material tahun 2013 naik
senilai Rp.136,46 milyar atau sebesar 12% dari realisasi pengadaan material
tahun 2012, yang berarti bahwa pengadaan material tahun 2013 memang disesuaikan
dengan perolehan kontrak, dan untuk mengantisipasi pesanan tahun 2014.
Perbandingan antara pengadaan material dengan penjualan pada tahun yang sama
adalah sebesar 69% pada tahun 2013 dan sebesar 77% pada tahun 2012.
4. Investasi
Realisasi
pengadaan aset tetap yang sudah dikapitalisasi tahun 2013 senilai Rp.76.29
milyar atau sebesar 31% dari anggaran yang ditetapkan yaitu senilai Rp.245.01
milyar, dan meningkat senilai Rp. 31 milyar atau naik sebesar 68% dari
realisasi pengadaan aset tetap yang sudah dikapitalisasi tahun 2012.
5. Produksi
Realisasi
produksi tahun 2013 secara keseluruhan senilai Rp.1.364,26 milyar atau mencapai
sebesar 97% dari anggarannya, dan naik senilai Rp.232,60 milyar atau sebesar
21% dari realisasi produksi tahun 2012.
6. Beban
6.1. Beban Produksi
Realisasi
beban produksi tahun 2013 adalah senilai Rp.1.503.65 milyar atau sebesar 120%
dari anggaran yang ditetapkan senilai Rp.1.254,22 milyar. Tingginya beban
produksi dari perencanaan beban anggaran, tidak sebanding dengan realisasi
penjualannya yang hanya mencapai sebesar 106% dari anggarannya, disebabkan
naiknya harga material impor dengan kurs yang mengalami kenaikan dan juga masih
tersimpan dalam persediaan untuk memenuhi kontrak yang akan datang. Secara
absolut, beban produksi tahun 2013 mencapai sebesar 80% dari penjualan tahun
2013 dan beban produksi tahun 2012 mencapai sebesar 75% dari penjualan tahun
2012.
6.2. Beban Usaha
6.2.1. Beban Penjualan
Realisasi
beban penjualan tahun 2013 adalah senilai Rp.58.98 milyar atau 69% dari
anggaran yang ditetapkan senilai Rp.85.22 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa
telah terjadi efisiensi beban penjualan, meskipun pencapaian pendapatan/
penjualan pada tahun 2013 mencapai sebesar 106% dari anggarannya. Realisasi
beban penjualan tahun 2013 turun senilai Rp.19.52 milyar atau minus sebesar 25%
dari tahun 2012 yang disebabkan turunnya beban uji teknik dan beban umum.
Secara absolut beban penjualan tahun 2013 mencapai sebesar 3% dari
penjualannya, sedangkan tahun 2012 mencapai sebesar 5% dari penjualannya.
6.2.2. Beban Administrasi dan
Umum
Realisasi beban administrasi dan
umum tahun 2013 senilai Rp.249.62 milyar atau sebesar 107% dari anggaran yang
ditetapkan senilai Rp.232.33 milyar. Terlampauinya anggaran antara lain karena
pada tahun 2013 terjadi kenaikan beban imbalan kerja/ pesangon, kenaikan tarif
upah, tarif tunjangan-tunjangan (insentif, cuti, dan prestasi), serta beban pemeliharaan
dan perbaikan. Realisasi beban administrasi dan umum tahun 2013 naik senilai
Rp.44.74 milyar atau sebesar 22% dari realisasi beban administrasi dan umum
tahun 2012. Peningkatan terjadi antara lain karena adanya kenaikan, kenaikan
tarif upah, tarif tunjangan-tunjangan (insentif, cuti, dan prestasi), serta
beban pemeliharaan dan perbaikan.