Visi : Menjadi produsen peralatan pertahanan dan keamanan terkemuka di
Asia pada tahun 2023, melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategik.

Bidang Usaha dan Perkembangan Usaha

Bidang Usaha

PT Pindad (Persero) merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam bidang Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) dan produk komersial, sebagai berikut :

1.  Produksi/Manufaktur

Melakukan produksi baik produk alutsista maupun nonalutsista, mengolah bahan mentah tertentu menjadi bahan pokok maupun produk jadi serta melakukan proses assembling (perakitan) pada produk berikut :
  1. Produk senjata dan munisi
  2. Produk kendaraan khusus
  3. Produk pyroteknik, bahan pendorong dan bahan peledak (militer dan komersial)
  4. Produk konversi energi
  5. Produk komponen, sarana dan prasarana dalam bidang transportasi
  6. Produk mesin industry dan peralatan industrial
  7. Produk mekanikal, elektrikal optikal dan opto elektronik

2.  Jasa

Memberikan jasa untuk industri pertambangan, konstruksi, mesin industri  seperti :
  1. Perekayasaan system industrial
  2. Pemeliharaan produk/ peralatan industri
  3. Pengujian mutu dan kalibrasi
  4. Konstruksi
  5. Pemesinan
  6. Heat and surface treatment
  7. Drilling
  8. Blasting
  9. Jasa pemusnahan bahan peledak
  10. Jasa transportasi bahan peledak
  11. Jasa pergudangan bahan peledak

3.   Perdagangan

Melaksanakan pemasaran, penjualan dan distribusi produk dan jasa perusahaan termasuk produksi pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri seperti :
  1. Ammonium Nitrate
  2. Panfo
  3. Detonator Listrik
  4. Detonator Non Listrik
  5. Detonating COD
  6. Booster
  7. Geodetoseis
  8. Geopentoseis

4.  Produk dan jasa lainnya dalam rangka memanfaatkan sisa kapasitas yang telah dimiliki perusahaan.

5.  Pelanggan :

a.  Pelanggan produk  pertahanan dan keamanan negara :

TNI, Polri, Kementerian Kehakiman, Kementerian Kehutanan, Dirjen Bea Cukai, dan Pasar Ekspor

b.  Pelanggan produk komersial :

PT KAI (Persero), PT INKA (Persero), PT PLN (Persero), Kementerian Perhubungan, Galangan Kapal Nasional, Industri Pertambangan Nasional, Industri Perminyakan dan Gas Nasional, Industri Agro Nasional, Industri Elektronik Nasional.
 

Perkembangan Usaha Perusahaan

Aset, liabilitas dan ekuitas cenderung meningkat selama 5 tahun terakhir, kecuali rugi restrukturisasi, dan cadangan umum yang cenderung menurun dari tahun sebelumnya.
Laba perusahaan tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Laba tertinggi setelah pajak dicapai pada tahun buku yang berakhir 31 Desember 2013 yaitu sebesar Rp 76,91 miliar.
Tingkat produktivitas sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 terus mengalami kenaikan, yaitu masing-masing tahun 2009 sebesar Rp 0,37 miliar/ orang, tahun 2010 sebesar 0,42 miliar/ orang, tahun 2011 sebesar Rp 0,54 miliar/ orang, tahun 2012 sebesar Rp 0,63 miliar/ orang, tahun 2013 sebesar  Rp 0,81 miliar/ orang dan pada tahun 2014 sebesar Rp 0,83 miliar/ orang.
Dinamika ekonomi global yang terjadi, telah mempengaruhi perkembangan indikator-indikator ekonomi makro Indonesia, seperti pertumbuhan ekonomi, harga minyak mentah, serta nilai tukar rupiah.
Alokasi anggaran untuk Kementerian Pertahanan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara tahun 2014 (APBN 2014) senilai Rp 83,4 triliun meningkat sebesar 1,94% dari APBN 2013, anggaran tersebut terutama untuk penambahan alutsista dalam  rangka pencapaian pembangunan kekuatan pokok Minimum Essential Force (MEF). Dari anggaran tersebut dialokasikan untuk program subfungsi Pertahanan Negara, subfungsi Dukungan Pertahanan, dan subfungsi Penelitian Pengembangan Pertahanan. Anggaran Kepolisian Negara Republik Indonesia senilai Rp 31,9 triliun menurun sebesar 12,48% dari APBN 2013, ditujukan untuk menurunkan gangguan kamtibmas, baik melalui pengembangan langkah-langkah strategis maupun pencegahan potensi gangguan keamanan, juga untuk penanggulangan sumber penyebab kejahatan, gangguan ketertiban, dan konflik di masyarakat.
Sementara anggaran Kementerian Perhubungan pada APBN tahun 2014 senilai Rp 39,2 triliun, difokuskan pada pembangunan infrastruktur yang berkualitas, membangun konektivitas melalui pembangunan jalan, terutama untuk mengurangi hambatan di bidang infrastruktur guna memperlancar arus distribusi barang dan jasa.
Dengan adanya dukungan pemerintah untuk menggunakan alutsista produksi dalam negeri, maka PT Pindad (Persero) harus lebih siap dalam meningkatkan kemampuan, baik dalam hal peningkatan penguasaan teknologi/ pengembangan produk baru, maupun dalam hal peningkatan kapasitas, serta lini-produksinya, sehingga peluang tersebut dapat diraih.
Tambahan modal disetor senilai Rp. 300 miliar akan dapat meningkatkan kemampuan operasional perusahaan, sehingga secara optimal dapat mendukung pemenuhan kebutuhan MEF TNI dan Polri serta membuka kesempatan perusahaan dapat tumbuh cepat dan sehat.
Sumber pendanaan modal kerja masih didominasi oleh pinjaman bank yang memiliki Cost of Money cukup tinggi, mengingat pemulihan ekonomi global membutuhkan dana yang besar dan berimplikasi perusahaan kesulitan mendapatkan dana murah.
PT Pindad (Persero) dalam menjalankan usahanya, merencanakan pencapaian sasaran penjualan konsolidasi senilai Rp 1.773,57 miliar dengan laba sebelum pajak senilai Rp 112,03 miliar. Dengan kondisi tersebut, diharapkan tingkat kesehatan perusahaan dapat dicapai dengan kualifikasi Sehat ”AA”.
Realisasi hasil usaha PT Pindad (Persero) tahun 2013, penjualan konsolidasi senilai Rp 1.877,57 miliar, laba sebelum pajak senilai Rp 127,09 miliar, dengan tingkat kesehatan kualifikasi Sehat ”AA” skor 82,95.