Bidang Usaha
PT
Pindad (Persero) merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang
bergerak dalam bidang Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) dan produk
komersial, sebagai berikut :
1. Produksi/Manufaktur
Melakukan
produksi baik produk alutsista maupun nonalutsista, mengolah bahan mentah
tertentu menjadi bahan pokok maupun produk jadi serta melakukan proses
assembling (perakitan) pada produk berikut :
- Produk senjata dan munisi
- Produk kendaraan khusus
- Produk pyroteknik, bahan pendorong dan bahan peledak (militer dan komersial)
- Produk konversi energi
- Produk komponen, sarana dan prasarana dalam bidang transportasi
- Produk mesin industry dan peralatan industrial
- Produk mekanikal, elektrikal optikal dan opto elektronik
2. Jasa
Memberikan
jasa untuk industri pertambangan, konstruksi, mesin industri seperti :
- Perekayasaan system industrial
- Pemeliharaan produk/ peralatan industri
- Pengujian mutu dan kalibrasi
- Konstruksi
- Pemesinan
- Heat and surface treatment
- Drilling
- Blasting
- Jasa pemusnahan bahan peledak
- Jasa transportasi bahan peledak
- Jasa pergudangan bahan peledak
3. Perdagangan
Melaksanakan
pemasaran, penjualan dan distribusi produk dan jasa perusahaan termasuk
produksi pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri seperti :
- Ammonium Nitrate
- Panfo
- Detonator Listrik
- Detonator Non Listrik
- Detonating COD
- Booster
- Geodetoseis
- Geopentoseis
4. Produk dan jasa lainnya dalam rangka memanfaatkan sisa kapasitas yang telah dimiliki perusahaan.
5. Pelanggan :
a. Pelanggan produk pertahanan dan keamanan negara :
TNI,
Polri, Kementerian Kehakiman, Kementerian Kehutanan, Dirjen Bea Cukai, dan Pasar
Ekspor
b. Pelanggan produk komersial :
PT KAI (Persero), PT INKA (Persero), PT PLN (Persero), Kementerian
Perhubungan, Galangan Kapal Nasional, Industri Pertambangan Nasional, Industri
Perminyakan dan Gas Nasional, Industri Agro Nasional, Industri Elektronik
Nasional.
Perkembangan Usaha Perusahaan
Aset,
liabilitas dan ekuitas cenderung meningkat selama 5 tahun terakhir, kecuali
rugi restrukturisasi, dan cadangan umum yang cenderung menurun dari tahun
sebelumnya.
Laba
perusahaan tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Laba tertinggi setelah pajak dicapai pada tahun buku yang berakhir
31 Desember 2013 yaitu sebesar Rp 76,91 miliar.
Tingkat
produktivitas sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 terus mengalami
kenaikan, yaitu masing-masing tahun 2009 sebesar Rp 0,37 miliar/ orang, tahun
2010 sebesar 0,42 miliar/ orang, tahun 2011 sebesar Rp 0,54 miliar/ orang,
tahun 2012 sebesar Rp 0,63 miliar/ orang, tahun 2013 sebesar Rp 0,81 miliar/ orang dan pada tahun 2014
sebesar Rp 0,83 miliar/ orang.
Dinamika
ekonomi global yang terjadi, telah mempengaruhi perkembangan indikator-indikator
ekonomi makro Indonesia, seperti pertumbuhan ekonomi, harga minyak mentah,
serta nilai tukar rupiah.
Alokasi
anggaran untuk Kementerian Pertahanan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara
tahun 2014 (APBN 2014) senilai Rp 83,4 triliun meningkat sebesar 1,94% dari
APBN 2013, anggaran tersebut terutama untuk penambahan alutsista dalam rangka pencapaian pembangunan kekuatan pokok
Minimum Essential Force (MEF). Dari anggaran tersebut dialokasikan untuk
program subfungsi Pertahanan Negara, subfungsi Dukungan Pertahanan, dan
subfungsi Penelitian Pengembangan Pertahanan. Anggaran Kepolisian Negara
Republik Indonesia senilai Rp 31,9 triliun menurun sebesar 12,48% dari APBN
2013, ditujukan untuk menurunkan gangguan kamtibmas, baik melalui pengembangan
langkah-langkah strategis maupun pencegahan potensi gangguan keamanan, juga
untuk penanggulangan sumber penyebab kejahatan, gangguan ketertiban, dan
konflik di masyarakat.
Sementara
anggaran Kementerian Perhubungan pada APBN tahun 2014 senilai Rp 39,2 triliun,
difokuskan pada pembangunan infrastruktur yang berkualitas, membangun
konektivitas melalui pembangunan jalan, terutama untuk mengurangi hambatan di
bidang infrastruktur guna memperlancar arus distribusi barang dan jasa.
Dengan
adanya dukungan pemerintah untuk menggunakan alutsista produksi dalam negeri,
maka PT Pindad (Persero) harus lebih siap dalam meningkatkan kemampuan, baik
dalam hal peningkatan penguasaan teknologi/ pengembangan produk baru, maupun
dalam hal peningkatan kapasitas, serta lini-produksinya, sehingga peluang
tersebut dapat diraih.
Tambahan
modal disetor senilai Rp. 300 miliar akan dapat meningkatkan kemampuan
operasional perusahaan, sehingga secara optimal dapat mendukung pemenuhan
kebutuhan MEF TNI dan Polri serta membuka kesempatan perusahaan dapat tumbuh
cepat dan sehat.
Sumber
pendanaan modal kerja masih didominasi oleh pinjaman bank yang memiliki Cost of Money cukup tinggi, mengingat
pemulihan ekonomi global membutuhkan dana yang besar dan berimplikasi
perusahaan kesulitan mendapatkan dana murah.
PT
Pindad (Persero) dalam menjalankan usahanya, merencanakan pencapaian sasaran
penjualan konsolidasi senilai Rp 1.773,57 miliar dengan laba sebelum pajak
senilai Rp 112,03 miliar. Dengan kondisi tersebut, diharapkan tingkat kesehatan
perusahaan dapat dicapai dengan kualifikasi Sehat ”AA”.
Realisasi
hasil usaha PT Pindad (Persero) tahun 2013, penjualan konsolidasi senilai Rp
1.877,57 miliar, laba sebelum pajak senilai Rp 127,09 miliar, dengan tingkat
kesehatan kualifikasi Sehat ”AA” skor 82,95.